Mungkinkah ada persamaan yang terdapat antara seekor lebah dengan suara indah burung walet? Pertanyaan yang menarik ini mungkin bisa dijawab dengan berbagai aspek, meskipun pada dasarnya keduanya adalah hewan. Mungkin dari segi pola hidup, makanan yang dikonsumsi, atau hal-hal lain yang belum terpikirkan sebelumnya. Dalam dunia ilmu pengetahuan, tidak ada yang tidak mungkin.
Desain alam telah memberikan manusia dengan dua makhluk yang dapat memberikan cairan berguna bagi kesehatan tubuh, yaitu lebah dan burung walet. Lebah memproduksi madu yang mengandung berbagai zat yang memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan manusia. Sementara itu, burung walet mengeluarkan saliva dari tenggorokannya yang kemudian mengeras menjadi sarang burung walet. Cairan saliva ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Dengan begitu, kedua makhluk ini memberikan kontribusi besar bagi kesehatan manusia melalui cairan yang dihasilkannya.
Setelah diambil dari tempatnya dan dibersihkan dengan hati-hati, manfaat sarang burung walet dapat dinikmati sebagai suplemen makanan. Sejak jaman dahulu yang sudah berabad-abad lalu, sarang burung walet selalu menjadi makanan istimewa para raja-raja di China. Dan, hingga sekarang, adat makan Yan Wo tersebut masih berlanjut dan menjadi tren kuliner terkemuka.
Tentu, sebelum mereka dibudidayakan, di mana ya mereka membuat sarang dahulu? Bukankah perlu untuk mempertimbangkan keberadaan sarang tersebut agar proses budidaya bisa berjalan dengan baik?.
Lebah dan burung walet menyimpan keunikannya dalam memilih tempat untuk bersarang. Lebah lebih memilih celah bebatuan di tebing, pepohonan, dan bahkan rumah penduduk sebagai rumah mereka. Sementara burung walet lebih suka hinggap di gua karang, di bawah jembatan, dan juga di rumah penduduk. Meskipun tak biasa bagi manusia untuk berbagi tempat tinggal dengan makhluk-makhluk kecil ini, mereka memberikan manfaat besar bagi lingkungan dan kehidupan manusia.
Menurut pendapat seorang peternak lebah yang berpengalaman, burung walet merupakan salah satu predator yang dapat mendatangkan bahaya bagi lebah-lebahnya. Namun, ia juga mengungkapkan bahwa masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup lebah, seperti cuaca, serangan hama, dan penggunaan pestisida yang berlebihan. Oleh karena itu, selain menjaga agar burung walet tidak terlalu banyak berkeliaran di sekitar koloninya, peternak juga harus melakukan pengawasan dan perawatan yang tepat untuk memastikan kesehatan dan produktivitas lebah tetap terjaga dengan baik.
Pernahkah Anda mendengar tentang predator lebah yang ternyata bukan burung walet? Ya, predator tersebut adalah burung seriti kembang dengan nama ilmiah Hirundo javanica yang sering kali disamakan dengan burung walet atau Collocalia fushipaga. Ditambahkan bahwa burung predator ini dapat ditemukan mencari makan di area peternakan atau bahkan di tempat sampah. Jenis serangga yang biasa dimakan oleh seriti kembang antara lain lalat, belalang kecil, serta lebah madu. Ukuran fisiknya lebih besar daripada walet dengan warna bulu tubuh dan sayapnya yang berwarna biru gelap dan warna orange pada lehernya. Bahkan pada bulu ekornya terdapat bulatan putih dan memiliki gaya terbang yang gesit dan cepat, mirip dengan merpati balap. Seriti kembang memiliki paruh yang lebar sehingga dapat menelan lalat dan serangga kecil lainnya dengan mudah.
Apakah yang sebenarnya menjadi predator bagi lebah selain burung walet? Pertanyaan itu muncul karena mungkin kita kerap melihat gambar atau video di mana burung walet diklaim sebagai predator utama lebah. Namun, fakta menunjukkan bahwa masih ada banyak hewan lain yang juga memangsa lebah. Oleh karena itu, burung walet tidaklah dapat disalahkan sepenuhnya sehingga persepsi masyarakat perlu diperbaiki.
Ternyata tidak benar jika mengira bahwa burung walet bisa memakan lebah madu (melifera) dengan paruhnya yang kecil. Karena kenyataannya, paruh burung walet tidak cukup untuk menelan tubuh besar lebah tersebut. Namun lebah lain seperti lebah klanceng/kelulut (trigona) yang memiliki tubuh lebih kecil mungkin bisa dimangsa oleh burung walet. Namun, tantangan bagi burung walet terletak pada perilaku hinggap lebah yang lebih sering berpindah dari satu bunga ke bunga lainnya. Karena metode makan burung walet dengan menyambar mangsa yang sedang terbang bukan menyerang serangga yang hanya hinggap saja.
"Pernah saya berkunjung ke gedung walet milik teman yang memiliki keunikan yaitu terdapat sarang lebah dengan ukuran yang besar tergantung di plafon lantai atas. Saat itu, saya tidak bisa menahan rasa ingin tahu, apakah koloni lebah tersebut dapat mengganggu populasi burung walet yang tinggal di gedung tersebut? Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah pertanyaan yang menarik untuk dijawab.".
Banyak pertanyaan yang sering saya terima mengenai apakah lebah mengganggu populasi burung walet. Saya dengan yakin menjawab bahwa tidak, karena beberapa kali saya sudah pernah masuk ke dalam gedung walet dan menemukan sarang lebah madu yang ukurannya sangat besar. Bahkan, salah satu gedung milik member di Dompu NTB memiliki sarang lebah tepat di atas tangga. Namun, saya harus sangat hati-hati saat naik ke lantai atas agar tidak mengganggu sarang lebah tersebut. Keberadaan sarang lebah di dalam gedung walet membuktikan bahwa burung walet bukanlah predator lebah.
Pertanyaan yang kerap muncul adalah mengapa lebah memilih untuk bersarang di dalam gedung walet. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi dalam gedung walet berada pada suhu yang cukup stabil dan hangat, serta juga terdapat cukup banyak sumber makanan yang dapat diakses oleh lebah. Selain itu, tempat ini juga mungkin memberikan perlindungan dan keamanan bagi lebah dari predator dan cuaca buruk di luar gedung. Sehingga, gedung walet dapat menjadi pilihan yang tepat bagi lebah untuk membangun dan menjaga sarangnya.
Sebuah peluang muncul ketika gedung yang tidak dirawat memiliki sedikit pengawasan dari pemiliknya. Mungkin karena jarang dikunjungi, sehingga sedikit burung walet membuat sarang di gedung tersebut. Namun, hal ini membuat lebah merasa nyaman dan memilih untuk membuat sarang di dalamnya dengan merasa aman. Tak pernah saya melihat sebuah gedung walet yang produktif namun di dalamnya terdapat sarang lebah. Sebuah keunikan yang mungkin hanya ada di gedung tersebut.
Apakah kita harus mengusir koloni lebah yang ada di sekitar kita? Adakah alasan yang kuat untuk melakukannya ataukah ada cara lain untuk menjaga keseimbangan lingkungan tanpa harus mengganggu keberlangsungan hidup lebah dan manfaatnya bagi keberlangsungan hidup manusia? Mungkin ada pertimbangan-pertimbangan lain yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk mengusir koloni lebah, seperti pengaruhnya terhadap pasokan makanan dan polinasi dalam ekosistem. Oleh karena itu, sebelum mengambil tindakan, perlu dilakukan evaluasi yang cermat mengenai manfaat dan dampak dari keberadaan lebah tersebut.
Jika gedung atau bangunan Anda menjadi tempat koloni lebah, segera lakukan pemindahan mereka ke luar gedung atau tempat di mana mereka akan merasa lebih nyaman dan seharusnya berada. Untuk memindahkan koloni lebah, persiapkanlah kotak papan khusus untuk mereka. Ambil ratu lebahnya dengan hati-hati dan letakkanlah dalam kotak yang sudah disiapkan. Namun, perlu diingat bahwa saat melakukan pemindahan ini, pasukan lebah mungkin akan merasa terusik dan menjadi marah. Pastikan untuk menggunakan pelindung tubuh agar terhindar dari sengatan mereka yang merugikan. Setelah itu, koloni lebah akan mengikuti ratunya ke kotak papan baru yang telah disiapkan.
Refrensi:
https://rumahwalet.id/cara-agar-burung-walet-cepat-bersarang-di-rumah-walet