"Saudara Arief, apakah engkau bisa memberikan rincian terkait durasi yang diperlukan oleh burung walet dalam membentuk sarangnya?" demikian pertanyaan yang terlontar dari bibir saya. Saya penasaran, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh burung walet untuk membuat sarang tersebut. Terlebih lagi, proses pembuatan sarang tersebut seharusnya tidak boleh sembarangan dilakukan. Oleh karena itu, saya memohon informasi lebih rinci dari Saudara Arief yang mungkin dapat memberikan penjelasan lebih komprehensif.
Waktu yang diperlukan bagi walet untuk melahirkan sarang yang indah tergantung pada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Pertama-tama, usia walet sangat penting karena semakin tua walet, kualitas sarang yang dihasilkan semakin baik. Selain itu, faktor seperti ketersediaan makanan di sekitar lingkungan dan kondisi iklim mikro di gedung juga memiliki pengaruh yang signifikan. Suhu 26-27 °C dan kelembapan 80-90% adalah kondisi mikro yang ideal bagi walet untuk melahirkan sarang berkualitas. Proses ini biasanya memakan waktu 30-45 hari atau sekitar 4 minggu. Namun, apabila walet sudah dewasa, stok pakan berlimpah, dan kondisi iklim mikro sangat mendukung, maka proses ini dapat berlangsung lebih cepat. Sarang yang dihasilkan oleh walet dewasa memiliki ketebalan yang sangat mencolok karena produksi air liurnya yang sangat produktif. Selain itu, bentuk sarangnya juga lebih besar dan sesuai dengan ukuran tubuh walet yang telah dewasa.
Kita sering mendengar bahwa burung walet biasanya hanya membangun sarang pada malam hari. Namun, apakah itu hanya mitos belaka atau fakta yang sesungguhnya masih menjadi perdebatan dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Meski begitu, kita tahu bahwa burung walet memang sangat aktif pada malam hari karena mereka memiliki kemampuan penglihatan yang baik dalam kondisi minim cahaya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa burung walet juga membangun sarang di siang hari, terutama jika terdapat faktor-faktor yang mendukung seperti cuaca yang cerah dan lingkungan yang kondusif. Dalam hal ini, bergantung pada situasi dan kondisi di lapangan, sehingga tidak bisa dipastikan bahwa burung walet hanya membangun sarang pada malam hari.
Burung walet memiliki kemampuan menghasilkan sarang pada setiap waktu, tidak dibatasi oleh waktu pagi, siang, sore atau malam hari. Namun, faktor yang memengaruhi kecepatan pembentukan sarang adalah tingkat kelembapan dan kondisi musim yang ada di sekitar lingkungan tempat mereka tinggal. Burung walet membutuhkan kondisi yang optimal untuk membuat sarang dengan efisien dan cepat. Oleh karena itu, bagi para pengelola gedung atau bangunan yang menjadi tempat tinggal burung walet, sangat penting untuk memperhatikan faktor-faktor tersebut demi mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dari burung walet itu sendiri.
Kami memiliki pengalaman dalam mengamati proses pengeluaran air liur pada induk walet betina yang sangat menarik. Dalam hal ini, air liur akan mulai aktif keluar ketika induk walet betina sudah siap untuk bertelur, menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara kelenjar tenggorokan induk walet dengan masa reproduksinya. Singkatnya, burung walet baru bisa menghasilkan air liur apabila ada calon telur yang sedang dikandung oleh induk walet tersebut. Kelenjar produksi air liur akan aktif saat perkawinan terjadi, sehingga jika tidak terjadi perkawinan, walet betina tidak akan mengeluarkan air liur. Hal ini juga mirip seperti ibu yang memiliki kelenjar susu yang baru akan aktif berproduksi saat bayi lahir. Namun, untuk burung walet jantan yang tidak bertelur, ia hanya akan menghasilkan air liur jika ikut membantu merapikan bentuk sarang. Perhatikan juga bahwa pada tahap pemancingan awal, hanya terlihat satu ekor walet betina yang mencari tempat persiapan reproduksi di sarang palsu. Selanjutnya, ia akan menempati sarang imitasi tersebut untuk bertelur dan bereproduksi. Dari pengalaman kami, terdapat banyak hal menarik yang bisa dipelajari mengenai burung walet dan proses reproduksinya.
Para petani walet seringkali mengabaikan iklim mikro di dalam gedung, padahal faktor kandungan kelembaban sangatlah penting bagi kesehatan dan keberlangsungan hidup burung walet. Kualitas sarang walet juga sangat bergantung pada kelembapan di dalam gedung, di mana jika lingkungan cukup lembab, walet dapat menciptakan sarang yang berkualitas tinggi baik bentuk maupun ketahanannya terhadap retakan dan lubang. Namun apabila kelembaban tidak terjaga, walet akan kesulitan mengeluarkan air liurnya sehingga sarang yang diciptakan kurang berkualitas yang berujung pada sarang yang kecil, tipis, mudah retak, dan berlubang. Oleh karena itu, memperhatikan iklim mikro di dalam gedung menjadi kunci keberhasilan petani walet dalam memanen sarang yang berkualitas tinggi.
Saya ingin mencari solusi yang efektif untuk meningkatkan jumlah populasi walet di gedung tempat tinggal saya. Apakah ada cara-cara tertentu yang dapat dilakukan untuk memikat walet agar betah tinggal di sana? Saya berharap dapat menemukan metode yang lebih baik dan inovatif daripada yang sudah ada saat ini.
Agar walet dapat tinggal di dalam gedung secara ideal, diperlukan perhatian pada faktor internal dan eksternal. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah dengan menerapkan desain gedung bukaan atas, atau yang juga dikenal sebagai desain lubang naga. Dengan memberikan akses ke atas, maka induk walet akan lebih mudah masuk ke dalam gedung. Selain itu, diperlukan pengaturan tata ruang dalam gedung yang tepat, terutama dalam hal pencahayaan yang redup agar suasana yang mendukung bagi burung walet tercipta. Di samping itu, burung walet dewasa cenderung memilih untuk terjun menukik ke dalam lubang naga sebagai jalan masuknya. Beberapa pengusaha walet telah berhasil meningkatkan populasi burung tersebut secara signifikan setelah mengadopsi desain lubang naga sebagai alternatif dari lubang masuk samping yang umum digunakan sebelumnya. Bahkan ada peningkatan jumlah walet dalam hitungan tahun.
Refrensi: