Setelah melalui fase adaptasi, sebagian burung walet berhasil menetap dan memilih gedung walet sebagai tempat tinggal mereka. Agar dapat merangsang perkembangbiakan burung walet, petani walet perlu memiliki kesabaran dalam menunggu burung walet untuk membuat sarang. Pada gedung walet baru, sekitar 80% burung walet yang bermigrasi adalah burung muda. Sedangkan sisanya terdiri dari burung dewasa yang sudah pernah bersarang di gedung sebelumnya, namun memilih untuk pindah ke gedung baru karena alasan tertentu. Dalam keadaan yang jarang terjadi, terdapat pula burung walet yang usianya sudah tua dan tidak lagi produktif dalam meramaikan lingkungan gedung walet.
Jika dalam tiga bulan pertama tidak ada tanda-tanda sarang walet, maka kemungkinan besar koloni tersebut adalah kelompok muda yang belum cukup umur untuk berkembang biak. Karena itu, dibutuhkan waktu sekitar empat bulan lagi agar mereka mencapai usia kawin dan membangun sarang. Biasanya, usia kawin pada burung walet terjadi ketika mereka mencapai tujuh bulan dan sudah dalam fase produksi yang cukup matang. Namun, jika sebuah gedung dibangun dengan sistem lubang naga, maka kemungkinan besar burung walet dewasa akan tertarik dan membangun sarang lebih cepat karena mereka sudah siap untuk berkembang biak.
Setiap burung walet memiliki waktu yang berbeda dalam membuat sarangnya, tergantung pada faktor-faktor seperti usia, ketersediaan pakan, dan kondisi iklim dan lingkungan gedung. Namun, secara umum, burung walet membutuhkan waktu sekitar 6 hingga 8 minggu untuk menyelesaikan pembuatan sarang. Jika burung tersebut sudah dewasa dan memiliki stok pakan yang cukup, serta gedung yang memenuhi syarat, maka waktu yang dibutuhkan untuk membuat sarang bisa lebih cepat. Burung walet juga dikenal sebagai burung maraton, karena mereka terus membuat sarang sepanjang hari. Sarang yang dihasilkan pun sangat tebal karena produksi air liur yang sangat produktif di kerongkongannya. Selain itu, sarangnya juga disesuaikan dengan ukuran tubuh burung walet dewasa yang cukup besar.
Proses pembuatan sarang walet dimulai dengan pembuatan pondasi sarang yang tipis dengan menggunakan polesan liur walet. Polesan tipis tersebut dapat ditemukan di berbagai tempat seperti papan sirip maupun media lainnya. Setelah itu, polesan tersebut secara perlahan akan bertambah tebal dan membentuk sebuah sarang. Namun, ketika pembuatan sarang ini dibuat, faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, dan kebersihan gedung juga sangat penting untuk diperhatikan. Terutama dalam menjaga kebersihan gedung, karena hal ini berhubungan dengan warna sarang walet yang dihasilkan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan gedung sangatlah penting dalam pembuatan sarang walet yang berkualitas.
Saat burung walet mulai membangun sarangnya, kita bisa melihat warna liurnya yang keluar dari paruhnya berupa cairan bening dan putih. Wejangan ini nampak pada lapisan tipis membasuh ke papan sirip, besek, atau benda lainnya tempat burung walet membangun sarangnya. Dengan sedikit bantuan sinar, kita dapat melihat kilauan warna putih pada cairan tersebut. Seiring berjalannya waktu, sepertinya cairan bening ini menjadi agak kusam dan tidak seputih seperti saat pertama kali keluar. Apalagi hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi bangunan yang tidak terjaga kebersihannya. Namun, ada beberapa gedung walet yang berhasil menjaga kebersihan sarangnya, sehingga cairan putihnya tetap terlihat bersih dan cerah seiring berjalannya waktu.
Sarang walet, seperti yang telah diketahui, relatif rentan terhadap pencemaran udara. Akumulasi banyak kotoran walet yang menumpuk di lantai gedung dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Kotoran tersebut bisa berupa debu halus yang naik ke papan sirip dan menempel pada sarang, mengubah warnanya secara signifikan. Semakin kotor ruangan, dampaknya juga semakin besar pada warna sarang. Kondisi kelembapan juga mempengaruhi, di mana debu halus dari kotoran walet dapat dengan cepat naik ke plafon dan menempel pada sarang melalui gelembung kelembapan yang lembut. Oleh karena itu, menjaga kebersihan ruangan menjadi sangat penting dalam menjaga kualitas sarang walet dan menjaga keberlangsungan bisnis peternakan sarang burung.
Tidak hanya karena kotoran walet yang menumpuk di lantai, sarang walet juga bisa terkena jamur karena penggunaan air dari mesin kabut. Namun, bagaimana hal ini bisa terjadi? Contohnya saja dialami oleh salah satu member di Ketapang Kalbar yang mengalami masalah dengan sarang walet yang berwarna hijau dan mengandung lumut, sehingga harganya merosot bahkan ada pengepul yang enggan membeli. Sang member sudah rutin menjaga kebersihan gedung, bahkan papan sirip pun telah diperiksa untuk memastikan tidak ada jamur. Ternyata, faktor penyebabnya adalah tompokan air yang digunakan untuk mesin kabut bukan dari sumber air bersih, melainkan dari air kolam di atas dak gedung yang sudah bercampur dengan lumut, sehingga berdampak pada sarang walet yang menyebabkan lumut dan penurunan harga.
Perawatan sarang walet membutuhkan perhatian khusus terhadap kebersihan gedung. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti menjaga kebersihan ruangan, memperhatikan saluran pembuangan, dan melakukan pembersihan teratur. Semua ini berdampak pada kualitas sarang walet yang dihasilkan dan menjaga kesehatan sarang walet. Oleh karena itu, pemilik gedung harus mempertimbangkan tindakan-tindakan ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sarang walet.
Refrensi:
https://rumahwalet.id/cara-agar-burung-walet-cepat-bersarang-di-rumah-walet